Awalnya aku ga nyangka bakalan jadi begini, jadi marahan ama dia, apakah karna aku terlalau jujur sama dia, ataukah karena aku terlalau lama menyimpan ceritanya..ENTAHLAH... Yang jelas...
Benak ini merasakan rasa bersalah terhadap orang yang aku cinta, aku bingung harus melakukan apa untuknya, sedangkan memang posisi aku bersalah. Memang benar sekali semua salahku, semua karna aku selalu bodoh di hadapanya. Salahkan kalu dia selalu defen, harusnya aku menyadari kalau aku benar-benar bodoh dihadapanya.
Benak ini merasakan rasa bersalah terhadap orang yang aku cinta, aku bingung harus melakukan apa untuknya, sedangkan memang posisi aku bersalah. Memang benar sekali semua salahku, semua karna aku selalu bodoh di hadapanya. Salahkan kalu dia selalu defen, harusnya aku menyadari kalau aku benar-benar bodoh dihadapanya.
Aku
sangat ingat sekali tatap matanya saat memandangku, bagaikan seorang singa yang
ingin memangsa kijang. Aku sangat mengingat kata-katanya yang seperti dosen
marah ketika mahasiwa tidak mengerjakan tugasnya. Bahkan aku sangat mengingat
saat dia menutup pintu seperti mengusirku untuk cepat menjauh dari pandanganya.
Semua
hal itu sangat aku rasakan berbeda dengan hari-hari sebelumnya, sebenarnya apa
yang telah aku lakukan sehingga di melakukan hal itu. Kamu boleh panggil aku
orang bodoh yang selalu berbuat salah. Kalu memang semua salahku aku minta maaf
dan aku berjanji takan pernah mengulanginya lagi, walaupun kata-kata itu sering
kamu dengar. Namun, aku tak peduli, aku berjanji selama hidupku, aku akan
membuatmu bahagia saat kau berada di sampingku.
Namun
memang pada akhirnya semuanya kembali normal seiring bejalan waktu, pada
awalnya dia mungkin tidak akan pernah memaafkan aku kalau saja tidak ada moment
yang akan membuat kita kemabali akur. Saat itu salah satu teman kita nikah, dan
kebetulah kita datang bareng dengan salah satu teman yang sama membawa pasangan
sehingga pada saat itu kita becanda sampai akhirnya suasana mencair dan kita
kembali baikan.
Setelah
saat itu aku berjanji takan pernah akan membautnya menangis karena perbuatanku
yang bodoh itu, pada akhirnya aku sadar kepada siapapun kita tidak boleh
menyia-nyiakan kepercayaan yanng orang lain berikan kepada kita, apalagi
kepercayaan yang telah diberikan oleh pasangan kita. Namun ada hal yang baru aku mengeti, bahwa kadang jujur
itu baik, tapi kadang juga jujur itu kurang di anggap baik.
Buat kamu, aku sangat cinta
terhadapmu….
Ijinkanlah aku membahagiakanmu…
Ijinkan aku yang bodoh agar
selalu ada di sampingmu…
Hanya
kalimat itu yang aku sanggup lontarkan kala aku benar-benar membuatnya marah..